Pesona di Alam Raya (11/15)

Keahlian Tupai Terbang

Kartal

Allah memperkenalkan diri-Nya melalui makhluk-makhluk yang memiliki keistimewaan khusus yang diciptakan-Nya. Hal-hal teperinci yang dipelajari manusia dari makhluk yang dikenalnya dengan baik meningkatkan kekaguman mereka. Selain itu, pengetahuan yang didapat tentang makhluk yang belum dikenal akan menyingkapkan tirai penghalang yang ada dalam pikirannya. Bahkan berpikir tentang sifat-sifat makhluk ini sering menjadi cara untuk melihat kesempurnaan ciptaan dalam makhluk tersebut dan menghargai kehebatan Allah yang tak terbatas.

Tupai terbang, juga, merupakan salah satu dari berjuta makhluk yang memiliki keistimewaan sehingga dapat mengubah cara berpikir yang datar pada seseorang. Tupai ini dapat dijumpai di Australia dan panjangnya 45 sampai 90 cm (1,5 sampai 3 kaki). Semua jenis tupai terbang, yang dapat terbang dari satu pohon ke pohon yang lainnya seperti pesawat terbang layang, tinggal di pohon. Agar dapat terbang seperti ini, makhluk ini menggunakan selaput untuk terbang yang terdapat di bawah lengannya.

Tupai berjuluk sugar-glider ini memiliki selaput untuk melayang yang terentang dari pergelangan tangannya sampai ke pergelangan kakinya. Selaput ini sempit dan memiliki rambut seperti jumbai yang panjang. Pada tupai terbang jenis lain, struktur mirip-parasut ini terdapat dalam bentuk selaput yang terbuat dari kulit berambut halus. Hewan ini terbang dari batang pohon dan, dengan efek permukaan layang mirip-sayap ini, dapat melintasi jarak 30 meter (98 kaki) sekali jalan. Tupai terbang yang lebih besar berpindah dari satu pohon ke pohon yang lain seperti pesawat terbang layang. Menurut pengamatan, makhluk ini menempuh jarak 530 meter (1740 kaki) dalam hanya enam lompatan berturut-turut.34

Seperti yang telah terlihat pada contoh-contoh lain yang diberikan di buku ini, tupai terbang memiliki ciri yang khas. Saat seseorang merenungkan bagaimana terbentuknya ciri-ciri tanpa banding pada berjuta jenis makhluk di bumi, seseorang akan segera paham bahwa tidak satu pun dapat tercipta dari peristiwa yang tak disengaja dan bahwa setiap makhluk tidak mungkin memperoleh keistimewaan yang sempurna ini dengan sendirinya atau secara kebetulan. Allah menciptakan semua hewan, tumbuhan, dan manusia dengan sempurna. Ini adalah fakta nyata bagi orang-orang yang merenungkannya dengan sadar dan bijaksana.

Memahami fakta ini dan menjalani hidup sesuai dengannya adalah perilaku yang bermanfaat bagi seseorang sebab tugas manusia di dunia adalah untuk melihat kebesaran ciptaan Allah dan memuji, di atas ciptaan ini, kekuatan dan pengetahuan Allah yang tak terbatas.

Sesungguhnya Tuhanmu hanyalah Allah, yang tidak ada Tuhan selain Dia. Pengetahuan-Nya meliputi segala sesuatu. (QS. Thaahaa, 20: 98)

Kasih Sayang Burung Grebe Kepada Anak-Anaknya

Doğadaki Dokuma Ustaları

Kita mungkin menganggap binatang yang tidak punya akal akan meninggalkan begitu saja anaknya setelah melahirkannya. Namun demikian, berlawanan dengan itu, hewan-hewan ini bertanggung jawab terhadap anak-anaknya sampai tingkat tertentu sehingga mereka tidak mengabaikan langkah-langkah yang dapat melindungi keturunannya dari bahaya yang mungkin mereka hadapi di masa depan.

Salah satu contoh yang paling baik tentang ini adalah burung grebe, sejenis burung air. Burung grebe membawa anak-anaknya di punggung mereka, dan dengan demikian, orangtua menjadi semacam sarang terapung bagi anak-anaknya. Anak-anak yang baru menetas naik ke punggung ayah atau induknya. Sang induk secara perlahan mengangkat sayapnya sehingga anak-anaknya tidak terjatuh dan memberi makan mereka butir-butir yang dibawanya dengan paruhnya, dengan cara menolehkan kepalanya ke satu sisi.

Namun demikian, yang diberikan burung grebe kepada anak-anaknya untuk pertama kalinya bukanlah makanan yang sebenarnya. Grebe mula-mula menyuruh anak-anaknya makan bulu yang bisa mereka kumpulkan dari permukaan air atau mereka cabut dari dadanya. Setiap anak menelan bulu dalam jumlah banyak. Baiklah, apakah alasan di balik perilaku makan yang menarik ini?

Bulu-bulu yang dimakan anak burung tidak sepenuhnya dicernakan melainkan dikumpulkan di lambungnya. Sebagian membentuk sumbat dari bulu di bagian penghubung lambung dengan usus. Tulang-tulang ikan dan bagian-bagian tidak tercerna dari makanan lain terkumpul di sini. Dengan demikian, tulang-tulang ikan yang tajam atau bagian-bagian serangga yang keras yang melintasi perut akan tertahan sehingga tidak sampai membahayakan dinding halus usus. Kegiatan memakan bulu ini akan terus berlanjut sepanjang kehidupan burung. Namun demikian, bulu-bulu pertama yang diberikan sang induk kepada anak grebe merupakan tindakan pencegahan yang penting untuk kesehatan anak-anak tersebut.35

Perilaku seperti burung grebe ini, tindakan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan anak-anaknya dan melindungi mereka dengan segala cara, juga dapat dilihat pada makhluk-makhluk lainnya. Setiap makhluk di bumi memikul segala jenis tanggung jawab bagi anak-anaknya sampai mereka cukup dewasa dan dapat memenuhi kebutuhan mereka sendiri.

Perilaku sejenis ini yang terlihat di antara makhluk-makhluk di alam menghapuskan pernyataan para evolusionis bahwa “alam adalah medan pertarungan dan yang terkuatlah yang menang.” Jelaslah bahwa perilaku sejenis ini bukan berasal dari kecerdasan makhluk-makhluk tersebut, dan bahwa burung, harimau, atau hewan lainnya tidak dapat bertindak berdasarkan kebutuhan hewan lainnya, karena hal ini membutuhkan perhitungan terhadap hal-hal yang teperinci sampai sekecil-kecilnya. Makhluk-makhluk ini bertindak berdasarkan ilham dari Allah. Allah mengilhami semua makhluk dalam perilakunya dan mereka menyesuaikan diri dengan sempurna. Setiap dari mereka mematuhi Allah yang telah menciptakan mereka. Fakta ini dinyatakan di dalam Al Quran sebagai berikut:

Dan kepunyaan-Nyalah siapa saja yang ada di langit dan di bumi. Semuanya hanya kepada-Nya tunduk. (QS. Ar Ruum, 30: 26)

Mesin Terbang: Capung

Kartal

Capung memiliki kemampuan terbang yang tanpa cacat, sedemikian sehingga dapat berhenti tiba-tiba dan mulai terbang ke arah berlawanan pada kecepatan berapapun atau ke arah manapun yang dipilihnya. Lebih lanjut lagi, capung dapat bergantung di udara di dalam posisi yang tepat untuk menyerang mangsanya. Lagi pula, capung dapat menuju langsung kepada mangsanya, berbelok dengan tangkas untuk melakukan hal itu. Hal ini hanya sebagian kemampuan manuver capung yang telah mengilhami pembuatan helikopter, produk perkembangan teknologi masa kini.

Tubuh capung memiliki struktur berbentuk terpilin (spiral) yang dibungkus dengan lapisan logam. Capung, yang memiliki warna bervariasi, dari biru es sampai merah tua, memiliki dua pasang sayap pada punggungnya, sepasang di depan dan sepasang lagi di belakang. Sayap bekerja secara terkoordinasi. Dengan kata lain, sewaktu kedua sayap depan terangkat, kedua sayap di belakang pun turun. Gerakan sayap dilaksanakan dengan gerakan dua kelompok otot yang saling berlawanan. Salah satu ujung otot melekat ke tonjolan tubuh berbentuk tuas. Sewaktu satu kelompok otot berkontraksi dan menyebabkan terangkatnya sepasang sayap, kelompok otot lainnya mengendur dalam derajat yang setara dan menyebabkan pasangan sayap yang kedua turun. Sebenarnya, helikopter yang diproduksi dengan menggunakan capung sebagai modelnya, turun dan naik menggunakan prinsip yang sama.

Penerbangan capung yang sempurna dimungkinkan oleh keempat sayap bebas yang besar ini yang menahan berat tubuhnya. Keistimewaan tersebut memungkinkan serangga ini membuat gerakan yang tiba-tiba, meningkatkan kecepatannya dan terbang pada kecepatan yang mencapai 10 meter (33 feet) per detik.36

Kemampuan penglihatan capung, yang sanggup membuat gerakan tiba-tiba pada berbagai kecepatan yang amat tinggi, juga sempurna. Mata capung diperhitungkan, dalam lingkungan ilmuwan, sebagai mata serangga terbaik di dunia. Setiap mata mengandung 30.000 lensa tersendiri. Mata ini tampak seperti dua kubah (hemisphere) yang menutupi setengah bagian kepalanya, dan mata ini memberikan bidang pandangan yang sangat luas bagi serangga. Dengan mata yang luar biasa ini, capung hampir dapat melihat apa yang terjadi di belakangnya.37

Seperti yang ditunjukkan di atas, capung memiliki sistem khas tersendiri yang tersusun dengan sempurna. Sedikit saja kekurangan di bagian manapun dari sistem ini akan menyebabkan sistem yang lainnya menjadi tidak berguna. Namun demikian, semua sistem telah diciptakan dengan sempurna sehingga makhluk-makhluk bertahan hidup dengan semua itu. Rancangan yang khas pada capung adalah milik Allah. Dia memiliki pengetahuan tentang segala ciptaan.

Kehidupan di Gurun

Doğadaki Dokuma Ustaları

Panas menyengat di siang hari, dingin membeku di malam hari, kemarau selama berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan berturut-turut, kelangkaan makanan… Semua ini adalah bagian dari lingkungan gurun. Sangat sulit bertahan hidup dalam kondisi yang sedemikian keras. Namun, di balik semua kesulitan ini, berbagai jenis makhluk bisa bertahan hidup dan bahkan berkembang pesat di gurun. Bila kita amati, akan tampak bahwa semua struktur tubuh dan gerakan makhluk-makhluk ini telah diciptakan dengan karakteristik yang sesuai untuk kehidupan di sana. Allah menciptakan ciri khas tertentu untuk melindungi makhluk-makhluk ini dari panas. Bila kita memperhatikan lebih dekat sebagian contoh ciri-ciri ini, kita dapat melihat dengan jelas bahwa kelengkapan makhluk-makhluk ini tidak mungkin ada dengan begitu saja, melainkan diciptakan oleh Sang Pencipta yang memiliki kekuatan yang sangat hebat.

Ular berbisa gurun (Cerastes Vipera) hidup di bawah pasir. Ular berbisa ini masuk ke dalam pasir dengan menggeliat bergoyang-goyang menyamping. Ular ini menggerakkan ekornya dari kiri ke kanan dengan sangat cepat. Gerakan ini lalu meliputi seluruh tubuhnya dalam tiga pelintir. Akhirnya sekujur tubuh ular terkubur sepenuhnya, kecuali satu atau kedua matanya saja. Dengan cara ini, ular berbaring sambil menunggu, memburu mangsanya. Tetapi strategi seperti ini dapat menimbulkan risiko bagi mata ular, karena mata ini tetap berada di luar, di tempat yang dapat didera oleh badai pasir secara tiba-tiba. Namun, karena mata ular dirancang khusus, risiko tersebut terhapus seluruhnya. Mata ular berbisa ini terlindung dari gangguan pasir karena memiliki “kaca mata” luar yang terbuat dari sisik yang tembus pandang.38

Penghuni gurun yang lain, yaitu serigala gurun bewarna krem, jenis serigala terkecil, memiliki telinga yang sangat besar. Serigala ini hidup di gurun berpasir di Afrika dan Arab. Telinganya yang lebar tidak hanya membantu menentukan tempat mangsanya berada, tetapi juga berfungsi untuk mencegah panas berlebihan dan membuat hewan ini tetap sejuk.39

Kadal bermoncong-sekop, yang tinggal di gurun, bergerak seperti menari di pasir untuk mendinginkan ekor dan kakinya. Kemudian, dengan bertumpu pada ekornya, kadal ini bergantian mengangkat satu kaki belakang dan satu kaki depan. Setelah beberapa detik, kakinya berganti posisi. Kadal ini seolah berenang di bukit pasir dengan dukungan bentuk tubuh dan hidungnya yang aerodinamis, dan telapak kakinya yang besar memungkinkan kadal berlari di pasir dengan sangat cepat.40

Katak gurun, yang hidup di Australia, mirip dengan tangki air. Saat hujan, katak ini mengisi kantung-kantung di tubuhnya dengan air. Kemudian dia menguburkan dirinya sendiri di bawah pasir dan mulai menunggu sampai hujan yang berikutnya turun. Bila merasa haus, hewan gurun lainnya mencari katak ini dan meminum airnya, dengan cara mengeluarkan katak ini dari pasir.41

Catatan

34- Bates Hayvanlar Ansiklopedisi (Bates Encyclopedia of Animals), C.B.HAL.C. Publishing Ltd., hal.88.

35- David Attenborough, The Life of Birds, Princeton University Press, New Jersey, 1998, hal.256.

36- Science et Vie, no.931, hal.5

37- http://www.cs.tut.fi/~hirvone2/Dragonfly.html

38- Evolution Encyclopedia, Vol. 2, http://evolution-facts.org/2evlch20.htm

39- Michael Scott, The Young Oxford Book of Ecology, Oxford University Press, Oxford, 1994, hal. 49.

40- International Wildlife, November-December 1997, no.6, hal.53.

41- Maurice and Robert Burton, Encyclopedia of Reptiles, Amphibians and Other Cold Blooded Animals, Octopus Books Limited, 1975, hal. 48